KIAT PUNYA ANAK SHOLEH
Kiat Bagi
Orangtua Agar Mempunyai Anak Sholeh
Siapa pun pasti mengidam-idamkan anaknya
kelak menjadi anak yang sholeh. Untuk mewujudkan keinginan ini hendaknya
dilakukan beberapa hal:
Pertama, hendaknya sejak anak
masih berada di dalam kandungan, ibunya harus selalu mengkonsumsi makanan yang
halal. Jangan sekali-kali memakan dan meminum sesuatu yang syubhat atau bahkan
haram. Nabi Muhammad SAW. bersabda:
“Setiap
daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, neraka lebih berhak baginya.”
Jika seseorang itu hartanya tergolong
syubhat misalnya, maka hendaknya diupayakan agar harta syubhat itu tidak sampai
dimakan, tapi dipergunakan untuk kebutuhan yang lain, sebab makanan yang
shubhat atau bahkan haram itu pasti dapat menimbulkan dampak negatif pada jiwa
orang yang mengkonsumsinya. Diceritakan, “Suatu ketika Abu Yazid Al Busthami
mengadu pada ibunya perihal dirinya yang sudah beribadah kepada Allah SWT.
selama kurang lebih 40 tahun, tapi belum dapat merasakan nikmatnya beribadah.
Beliau lalu bertanya kepada ibunya, jangan-jangan ibunya pada waktu mengandung
atau menyusui dirinya dulu pernah mengkonsumsi makanan yang tidak halal.
Ternyata kekhawatiran Abu Yazid ini terbukti, ibunya tadi mengakui, bahwa pada
masa menyusui Abu Yazid dulu, saat naik ke loteng dia pernah meminum air susu
satu gelas tanpa mencari tahu dulu siapa yang memilikinya.”
Kedua, orang tua hendaknya
senang dan cinta terhadap orang-orang yang sholih, agar anaknya kelak tertulari
kesholihan orang-orang sholeh tersebut.
Ketiga, hendaknya orang tua
selalu berdo’a kepada Allah subhanahu Wata’ala agar anaknya ditakdir menjadi
anak yang baik. Ada sebuah ijazah do’a dari Kiai Romli, beliau mendapat ijazah
dari Kiai Kholil Bangkalan, Madura, yaitu:
“Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami termasuk orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang baik. Dan janganlah Engkau jadikan kami dan mereka termasuk orang-orang yang sengsara.”
“Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami termasuk orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang baik. Dan janganlah Engkau jadikan kami dan mereka termasuk orang-orang yang sengsara.”
Keempat, hendaknya orang tua
mengajarkan anaknya untuk mengenal Allah SWT, dimengertikan tentang tata cara
beribadah, halal-haram, hal-hal yang menyebabkan kemurtadan, dan lain-lain.
Setelah itu anaknya mau disekolahkan ke mana pun, terserah. Yang penting orang
tua sudah menanamkan pendidikan dasar agama yang kokoh.
Dalam persoalan mendidik anak ini, orang
tua jangan hanya memikirkan dan menghawatirkan anaknya dalam urusan dunia saja.
Sebab jika begini, sepertinya yang akan mati hanya orang tuanya semata. Justru
yang harus selalu diperhatikan dan dipikirkan oleh orang tua adalah bekal
apakah yang akan dibawa dirinya dan anaknya nanti ketika menghadap Allah SWT.
sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub AS. menjelang ajalnya. Allah
mengisahkan peristiwa ini dalam Surah Al Baqarah, ayat 133:أ“Adakah
kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab:
“Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan
Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
(QS. Al Baqarah: 133).
Sebagai orang tua, kita jangan hanya
memikirkan:
“Apa yang engkau makan setelah kepergianku?”
Jika orang tua memiliki anak yang sholeh, maka dia tak ubahnya seseorang yang mempunyai usia panjang, meski umurnya pendek sekalipun, karena setiap saat dia akan selalu memperoleh kiriman amal.
“Apa yang engkau makan setelah kepergianku?”
Jika orang tua memiliki anak yang sholeh, maka dia tak ubahnya seseorang yang mempunyai usia panjang, meski umurnya pendek sekalipun, karena setiap saat dia akan selalu memperoleh kiriman amal.
Komentar
Posting Komentar